Ilustrasi keluarga bahagia/Net
Ilustrasi keluarga bahagia/Net
KOMENTAR

BEBERAPA mahasiswa menggoda, tapi perempuan itu tersenyum-senyum saja. Sikapnya demikian dewasa, gerak-geriknya terlihat matang. Tidak ada ekspresi jengkel, tidak tergambar kegugupan sama sekali. Senyumannya masih mengembang tipis, tapi menggugah siapapun yang memandang.

justru yang gugup adalah mahasiswa-mahasiswa baru tersebut. Karena, dosen yang mengajar di kelas hari itu malah perempuan yang tadi mereka goda.  Sang dosen pun bersikap santai selama mengajar. Senyuman masih setia menghiasi wajah. Tampaknya godaan kaum Adam bukanlah sesuatu yang baru baginya.

Perempuan tersebut tampak awet muda. Meski berkali-kali melahirkan, wajahnya masih bening bercahaya. Tidak sedikit lelaki yang salah duga, dikira masih gadis.

Awet mudanya sang dosen menjadi buah bibir, terutama oleh kaum Hawa. Suaminya yang seorang dokter dipuji-puji pandai merawat istrinya. Maklum, kan dokter!

Si suami mengaku tidak merasa memiliki andil atas kasus awet muda sang istri. Bahkan dia punya pengalaman yang lumayan berbeda.

Semasa studi di luar negeri, mayoritas rekan-rekan mahasiswi suami berasal dari Barat dan terbiasa menganut paham childfree. Dan belasan tahun berlalu, kendati sudah resmi menjadi istri, mereka tidak mau punya anak. Status mereka cukup sebagai istri, tapi tidak mau menjadi ibu.

Para teman wanitanya itu memamerkan di medsos wajah nan awet muda, pinggang yang ramping. Menurut mereka, itulah hasil menakjubkan dari childfree. Hidup tanpa anak artinya terbebas dari penuaan, karena tidurnya selalu cukup, tidak perlu begadang bermalam-malam karena terusik oleh tangis bayi, dan tidak tersita banyak waktu untuk mengurusi anak.

Para penganut childfree punya pandangan unik, “Sudahlah bau, lengket, dan tidak dewasa.”

Sempat terpengaruh pemikiran childfree, sang dokter coba bernegosiasi dengan istri, hingga disepakati jalan tengah cukup satu anak saja. Sebagai suami dia juga ingin istrinya mengejar karir, punya waktu yang cukup untuk diri sendiri.

Apalah daya, istri tak kenal lelah membujuk, akhirnya melahirkan lagi, lagi, dan lagi. Anehnya, sang istri tetap awet muda.

Soal perawatan tubuh, relatif sama saja. Istrinya tidak berlebihan dalam perkara begitu dan sangat mencintai anak-anak. Meski sudah ada asisten rumah tangga, sang istri masih saja mengurusi anak dengan kedua tangannya.

Jika sudah bersama anak, lelah tubuhnya menguap begitu saja, wajahnya berseri-seri dan saat itu keindahan dirinya begitu terpancar. Tampak lebih menawan.

Heboh-heboh chidfree yang baru-baru ini yang digaungkan seorang influencer, sebenarnya bukan hal baru. Childfree disebut bisa mmebuat awet muda, sudah jadi cerita lama.

Hanya saja bila childfree digalakkan, niscaya umat manusia bisa punah. Apabila wanita tidak mau lagi melahirkan, tidak tergugah menjadi seorang ibu, maka terjadilah krisis populasi.

Awet muda bisa kok diupayakan, bukankah teknologi sudah sangat canggih? Apa sih, yang manusia tidak bisa?

Namun, pertanyaan yang paling menyentil adalah apakah awet muda lebih penting dari punya keturunan? Bukankah kita tidak akan pernah mampu menolak datangnya tua seiring bertambahnya usia?

Imam al-Ghazali pada buku Ihya’ Ulumuddin Jilid 4 (2020: 56-59) menjelaskan: Ada empat tujuan keberadaan anak, pertama untuk mencari kecintaan Allah Swt karena bertambahnya manusia di bumi. Allah menciptakan benih kehidupan unuk menghasilkan anak dari tulang sulbi laki-laki dan dada perempuan. Allah juga menciptakan nafsu syahwat laki-laki dan perempuan untuk menghasilkan anak dengan menggunakan organ-organ vitalnya. Jadi barangsiapa tidak menikah, ia telah merusak bibit dan menyia-nyiakan alatnya serta melawan kehendak Allah Swt.

Kedua, untuk mencari kecintaan Rasulullah Saw, karena bertambahnya jumlah pengikut beliau. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sehelai tikar di sudut rumah lebih baik daripada seorang wanita yang tidak mempunyai anak.”

Sabda Beliau selanjutnya, “Sebaik-baik wanita di antara kalian adalah yang banyak anak dan banyak kasih sayangnya.”

Wanita jelek yang mempunyai anak banyak lebih baik daripada wanita cantik yang tidak mempunyai anak.”

Ketiga mencari keberkahan dari doa anak saleh sesudah ia meninggal dunia. Jika seseorang meninggal dunia dan meninggalkan seorang anak laki-laki dan perempuan yang saleh, maka anak itu pasti berdoa untuk orangtuanya.

Dan keempat, mencari syafaat karena kematian anak yang masih kecil, jika si anak meninggal sebelum orangtuanya meninggal. Nabi saw. bersabda, “Anak itu akan menarik orangtuanya ke surga.”

Tidak ada prinsip childfree dalam ajaran Islam, sebab berketurunan itu bukti kecintaan tertinggi kita kepada Allah dan Rasulullah.

Perihal awet muda, percayalah anak tidak pernah membuatmu tua, karena seiring bertambahnya usia maka ketuaan itu tidak dapat ditangkis.(F)




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur